Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD – Bimbingan Konseling

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD – Sebagai seorang guru bimbingan konseling, pengetahuan dan pengalaman yang saya peroleh membawa saya mendalam ke dalam pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara (KHD). KHD, seorang pencerah pendidikan Indonesia, telah meninggalkan jejaknya yang tak ternilai dalam merintis landasan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.

Melalui karya ini, saya berusaha merangkai pemikiran filosofis KHD dalam praktik bimbingan konseling. Konsep-konsep seperti “Ing Ngarso Sung Tulodo” yang mengajarkan memberikan contoh dan teladan, “Ing Madyo Mangun Karso” yang menekankan memberikan semangat, dan “Tut Wuri Handayani” yang mendorong memberikan dorongan dan motivasi, menjadi pedoman utama. Implementasi filosofi ini dalam bimbingan konseling membuka ruang untuk membantu peserta didik menggali potensi mereka, membangun kepercayaan diri, dan merancang pemahaman yang lebih dalam terkait dengan kehidupan dan pendidikan mereka.

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD – Bimbingan Konseling

Pemahaman Filosofi KHD

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Memberikan Contoh dan Teladan)

Konsep ini mengajarkan bahwa seorang pendidik harus menjadi teladan bagi peserta didik. Sebagai guru bimbingan konseling, saya menyadari bahwa memberikan contoh positif tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap dan nilai-nilai kehidupan.

2. Ing Madyo Mangun Karso (Memberikan Semangat)

Memberikan semangat menjadi bagian tak terpisahkan dari peran seorang konselor. Saya berupaya menjadi sumber semangat bagi peserta didik, membimbing mereka melewati tantangan, dan memotivasi mereka untuk meraih potensi terbaik mereka.

3. Tut Wuri Handayani (Memberikan Dorongan dan Motivasi)

Dalam konteks bimbingan konseling, memberikan dorongan dan motivasi menjadi kunci. Saya menemukan bahwa merangkul peserta didik dengan penuh empati dan memberikan dorongan positif dapat memperkuat kesehatan mental dan motivasi mereka.

Implementasi dalam Praktik Bimbingan Konseling

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

1. Mengidentifikasi Karakteristik, Bakat, dan Minat Peserta Didik

Pemahaman mendalam terhadap karakteristik, bakat, dan minat setiap peserta didik membantu saya merancang pendekatan bimbingan yang personal dan relevan.

2. Menerapkan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Berpusat pada Peserta Didik

Bimbingan konseling bukan hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga merancang sesi-sesi yang interaktif, menarik, dan berpusat pada peserta didik untuk membangun pemahaman yang mendalam.

3. Menerapkan Sistem Among (Pendidikan yang Menuntun Bukan Menuntut)

Sistem bimbingan yang menuntun membangun hubungan saling percaya antara konselor dan peserta didik. Saya menciptakan ruang yang aman di mana peserta didik merasa didukung dalam mengeksplorasi dan mengatasi tantangan hidup mereka.

4. Mengintegrasikan Permainan dalam Sesi Bimbingan

Memanfaatkan permainan sebagai alat untuk membuka komunikasi, meredakan kecemasan, dan mengidentifikasi pola pikir anak-anak. Permainan menjadi sarana menyenangkan untuk belajar dan merangsang kreativitas.

5. Pembelajaran Sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Menyesuaikan pendekatan bimbingan dengan kebutuhan dan kondisi zaman. Saya terus memperbarui metode dan strategi agar sesuai dengan dinamika perkembangan peserta didik.

Kesimpulan – Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

Merangkai pemikiran filosofis KHD dalam praktik bimbingan konseling menjadi langkah berharga dalam menghadirkan pendidikan yang bermakna. Dengan memberikan contoh, semangat, dorongan, dan mengintegrasikan konsep-konsep KHD, saya berharap dapat menciptakan ruang bimbingan yang mendukung pertumbuhan holistik peserta didik. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga penuntun dan penggali potensi terbaik dari setiap anak-anak Indonesia.

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

Unutuk link Youtubenya disini