1.2.a.8. Koneksi Antar Materi – Modul 1.2 – CGP mampu menghasilkan kesimpulan

1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2

1.2.a.8. Koneksi Antar MateriTujuan Pembelajaran Khusus: CGP mampu menghasilkan kesimpulan berdasarkan materi modul 1.2. Nilai & Peran Guru Penggerak serta kaitannya dengan modul 1.1. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2

Jika kita gagal merencanakan, berarti sama saja kita sedang merencanakan kegagalan.” 

~ Benjamin Franklin

Setelah saya menjalani pembelajaran dari Modul 1.1 hingga Modul 1.2 ini, berikut adalah hal yang menjadi pembelajaran bagi saya (model refleksi 4P):

  • Peristiwa: Momen yang paling penting atau menantang atau mencerahkan bagi saya dalam proses pembelajaran Modul 1.1 hingga Modul 1.2 adalah…
    Kaitan antara Modul 1.1 dan 1.2 yang saya fahami adalah… 
  • Perasaan: Saat momen itu terjadi saya merasa seperti bagaikan… 
    1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2
  • Pembelajaran: Sebelum momen tersebut terjadi saya berpikir bahwa…sekarang saya berpikir bahwa…
    1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2
  • Penerapan ke depan (Rencana): Apa pengembangan diri yang sederhana, konkret dan rutin yang dapat saya lakukan sendiri dari sekarang, untuk membantu menguatkan nilai-nilai dan peran saya sebagai Guru Penggerak?
    1.2.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.2

1.2.a.8. Koneksi Antar Materi – Modul 1.2

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual – Guru Bimbingan Konseling Hebat

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual Tujuan Pembelajaran Khusus – CGP dapat menciptakan gambaran dirinya di masa depan, setelah mengikuti rangkaian program pendidikan Guru Penggerak.

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual – Peran Guru Bimbingan Konseling Penggerak

Sebagai seorang Guru Bimbingan Konseling, memahami dan menerapkan nilai-nilai Guru Penggerak adalah pondasi utama dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif. Mari kita jabarkan lebih detail bagaimana setiap nilai Guru Penggerak tercermin dalam praktik sehari-hari saya.

1. Berpihak pada Murid – Mengutamakan Kepentingan Murid dalam Pembelajaran

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual Berpihak pada murid

Sebagai Guru Bimbingan Konseling, saya selalu menempatkan kepentingan murid di pusat pembelajaran. Saya berperan bukan hanya sebagai penyampai informasi, tetapi sebagai fasilitator yang mendukung proses pembelajaran mereka. Dalam setiap interaksi, saya memastikan bahwa pembelajaran tidak hanya sekadar pemberian informasi, tetapi lebih merupakan pengalaman berharga yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan murid.

Saya memanfaatkan hasil supervisi sebagai alat evaluasi diri untuk meningkatkan kualitas layanan bimbingan konseling. Dengan melibatkan diri dalam proses supervisi, saya dapat mengidentifikasi area pengembangan dan membuat perbaikan yang berkelanjutan.

Selain itu, saya senantiasa terbuka terhadap saran dan masukan dari teman sejawat. Keterbukaan ini membantu saya untuk terus berkembang dan memperluas perspektif dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling yang lebih baik.

2. Reflektif – Melihat Diri dan Pengalaman Sebagai Guru Bimbingan Konseling

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual Reflektif

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual – Refleksi menjadi kunci dalam membentuk seorang Guru Bimbingan Konseling yang reflektif. Saya melihat diri saya sendiri sebagai guru yang senantiasa melakukan instropeksi terhadap setiap tindakan dan keputusan yang diambil. Refleksi ini tidak hanya terbatas pada pemberian layanan bimbingan konseling, tetapi juga mencakup setiap aspek pekerjaan saya.

Saya memiliki daya saing yang tinggi dan senantiasa memaknai setiap pengalaman yang terjadi. Meningkatkan kompetensi diri adalah komitmen saya, dan saya terus mencari peluang untuk mengikuti pelatihan dan kegiatan pengembangan keprofesian.

3. Mandiri – Percaya Diri, Inisiatif, dan Tanggung Jawab yang Tinggi

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual – Sebagai guru bimbingan konseling, kepercayaan diri yang tinggi adalah modal utama. Saya yakin bahwa diri saya memiliki potensi untuk memberikan dampak positif pada murid. Saya juga memegang prinsip inisiatif dan keterbukaan terhadap pendapat orang lain sebagai bagian integral dari pengembangan diri.

Saya menjunjung tinggi nilai waktu dan bersedia melakukan perubahan apapun demi peningkatan kualitas layanan bimbingan konseling. Tanggung jawab saya tidak hanya terbatas pada keberhasilan individu, tetapi juga pada peran aktif dalam membangun komunitas sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan tersebut.

4. Kolaborasi – Saling Ketergantungan Positif untuk Kemajuan Bersama

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual - Guru Bimbingan Konseling Hebat

Kolaborasi menjadi pondasi yang kuat dalam praktik bimbingan konseling saya. Saya membangun hubungan yang positif dan saling ketergantungan dengan seluruh pihak terkait, termasuk kepala sekolah, rekan sejawat, dan orang tua murid. Berkommunikasi dengan baik, melakukan kerja sama, dan berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan sekolah adalah bagian dari upaya saya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

5. Inovatif – Ide Segar, Sikap Pantang Menyerah, dan Pemanfaatan Teknologi

Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual - Guru Bimbingan Konseling Hebat

Sebagai guru bimbingan konseling, saya selalu berusaha untuk memunculkan ide dan gagasan segar yang tepat guna. Saya memiliki sikap pantang menyerah, menjadikan setiap tantangan sebagai peluang untuk berinovasi. Dalam memberikan layanan bimbingan konseling, saya memastikan agar pendekatan yang interaktif dan penuh inovasi dapat memberikan dampak positif pada murid.

Saya juga memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk melakukan konseling individual pada murid. Penggunaan teknologi tidak hanya mempermudah akses, tetapi juga memberikan ruang yang lebih fleksibel untuk memberikan layanan bimbingan konseling yang lebih personal.

Penutup Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual – Guru Bimbingan Konseling

Dalam menjalankan peran sebagai Guru Bimbingan Konseling Penggerak, setiap nilai Guru Penggerak tercermin dalam setiap tindakan dan keputusan. Berpihak pada murid, reflektif, mandiri, kolaboratif, dan inovatif menjadi pilar-pilar yang membimbing saya dalam memberikan layanan bimbingan konseling yang holistik dan berdampak positif. Melalui pendekatan yang mendalam terhadap setiap nilai, saya terus berkomitmen untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan. Demikianlah tugas Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual untuk CGP angkatan ke 7.

Download Modul 1.2 Demonstrasi Konstektual

1.2.a.3. Mulai dari diri – Modul 1.2 – CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolah

1.2.a.3. Mulai dari diri

Mulai dari diri – Modul 1.2Tujuan Pembelajaran Khusus

  • CGP dapat mengidentifikasi nilai-nilai diri sendiri, yang selama ini melekat dalam pribadinya.
  • CGP dapat menjelaskan peran dirinya sebagai seorang Guru di dalam lingkungan sekolahnya masing-masing

Mulai dari diri – Modul 1.2

1.2.a.3. Mulai dari diri - Modul 1.2
Download Gambar Trapesium Usia – Mulai dari diri – Modul 1.2

Peristiwa Positif pada masa usia 20 Tahun hingga saat ini 32 Tahun selisihnya: 12 Tahun

Peristiwa Negatif pada masa usia 10 Tahun hingga saat ini 32 Tahun selisihnya: 22 Tahun

Tugas 1 – Mulai dari diri – Modul 1.2

  1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?
    Peristiwa positif pada usia 20 tahun, saya pernah ikut lomba pemilihan Bujang dan Dara Inhil tahun 2010. Dari puluhan perserta Bujang, saya masuk dalam 15 besar, walaupun tidak menjadi pemenang pada kompetisi tersebut saya sudah senang sekali. Peserta yang masuk dalam 15 besar di ajak berkeliling mengunjungi berbagai instansi pemerintahan yang ada di Inhil, antara lain kantor Dinas Kehutanan, Kantor Dinas Pariwisata dan Kantor Polisi. Banyak pengetahuan yang saya dapat ketika berkunjung ke berbagai instansi tersebut.Peristiwa negatif pada usia 10 tahun itu saya masih kelas 4 SD. Ketika pelajaran pelajaran olahraga saya dan teman-teman yang lain ganti pakaian olahraga. Setelah berganti baju saya langsung ke lapangan dengan teman-teman laki-laki yang lain. Ketika itu kami bermain lari-larian, sampai tidak tahu bahwa sudah ada gur olahraga sudah berdiri di lapangan. Guru tersebut sudah sampaikan kepada kami untuk segera berbaris, tapi kami masih juga berlarian kesana sini. Karena kami yang tidak mendengarkan apa yang di perintahkan gur olahraga itu melempar kami dengan tongkat estafet yang ia pegang. Dari lemparan tersebut terkenalah saya pada bagian paha, paha saya biru sampai saya jalanpun tertengkak tengkak.
  2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?
    Peristiwa Positif yang terlibat ada teman-teman 15 besar bujang, kepala dinas pariwisata, kepala dinas kehutanan, dan kapolres Indragiri Hilir
    Peristiwa Negatif yang terlibat ada teman-teman kelas, guru Olahraga
  3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang?
    Kesal kenapa diperlakukan seperti itu, seharusnya seorang guru tahu bahwa anak usia seperti itu masih usia bermain.
  4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat memengaruhi diri saya di masa sekarang?
    Mendidik dengan kekerasan akan membuat peserta didik itu ingat sampai kapanpun. Oleh karena itu saya tidak akan bertindak kasar kepada peserta didik saya, walaupun mereka sedang dalam kondisi tidak mau mendengarkan instruksi dari saya. 
  5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya sebagai guru terhadap peserta didik saya?
    Pelajaran yang saya peroleh dari trapesium dan roda emosi adalah saya dapat membuka pilihan dari setiap kegiatan belajar dan mendukung kegiatan dalam pendidikan
  6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat menggunakan kata-kata: “guru”, “murid”, “belajar”, “makna”, “peran”?
    Guru adalah salah satu sumber belajar murid, murid adalah adalah individu yang sedang berkembang sesuai dengan kodratnya, belajar adalah proses kepada yang lebih baik, makna merupakan jembatan yang dapat menghubungkan, serta peran adalah sayap yang bisa membawakemanapun

Tugas 2 – Mulai dari diri – Modul 1.2

  • Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

    Nilai yang ada pada diri saya adalah keinginan pendidikan yang lebih baik, sehingga murid, guru dan komunitas saya bisa merasakan dan bergerak dalam kegiatan
  • Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas sekolah saya?

    Sebagai pendamping, pembina, membantu, dan menyemangat dalam menggerakan komunitas – Mulai dari diri – Modul 1.2