1.1.a.8. Koneksi Antar Materi – Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

1.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi – Sebelum mempelajari Modul 1.1, pandangan terhadap murid dan pembelajaran didominasi oleh pola tradisional di mana guru mendominasi proses pembelajaran. Pembelajaran lebih terfokus pada pencapaian materi dan KKM, khususnya dalam aspek kognitif anak. Karakteristik anak kurang dipahami, menyebabkan siswa bersikap pasif dengan motivasi belajar yang rendah. Meskipun suasana kelas tenang dan tertib, namun pemahaman materi oleh peserta didik perlu diperkuat.

Perubahan Pemikiran dan Perilaku Setelah Modul 1.1

Pemikiran

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi
1.1.a.8. Koneksi Antar Materi

Setelah mempelajari modul ini, terjadi perubahan paradigma dalam pemikiran mengenai murid dan pembelajaran:

  1. Guru Bukan Satu-satunya Sumber Belajar:
    Guru tidak lagi dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar. Pemahaman bahwa anak dapat belajar dari berbagai sumber menjadi landasan baru.
  2. Pembelajaran Berpusat pada Anak:
    Transformasi terjadi dengan memfokuskan pembelajaran pada anak, menghargai setiap karakteristik unik yang dimilikinya.

Perilaku

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi

Perubahan dalam perilaku juga terlihat setelah mempelajari modul ini:

  • Menggunakan Metode Pembelajaran yang Menarik
    Guru mulai menggunakan metode pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar anak.
  • Memberikan Kebebasan kepada Anak
    Guru memberikan kebebasan kepada anak untuk menyelesaikan tugas sesuai dengan bakat dan kreativitas masing-masing.
  • Mengidentifikasi Karakteristik, Bakat, dan Minat Peserta Didik
    Guru lebih cermat dalam mengidentifikasi karakteristik, bakat, dan minat dari peserta didik.
  • Menerapkan Sistem Among
    Pendidikan yang menuntun (sistem among) diutamakan daripada pendekatan menuntut, sesuai dengan semboyan Ki Hajar Dewantara.
  • Mengintegrasikan Permainan dalam Pembelajaran
    Guru mulai mengintegrasikan elemen permainan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
  • Pembelajaran Sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
    Pemahaman terhadap kodrat alam dan kodrat zaman menjadi dasar dalam merancang pembelajaran yang relevan.

Implementasi Konsep KHD dalam Kelas

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi
  • Mengidentifikasi Karakteristik, Bakat, dan Minat
    Guru melakukan pengenalan lebih mendalam terhadap karakteristik, bakat, dan minat setiap peserta didik.
  • Menerapkan Metode Pembelajaran yang Menarik
    Penggunaan metode pembelajaran yang menarik diterapkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
  • Menerapkan Sistem Among
    Pendidikan yang menuntun menjadi prinsip utama dalam mendidik, dengan menerapkan semboyan Ki Hajar Dewantara.
  • Mengintegrasikan Permainan dalam Pembelajaran
    Pembelajaran diarahkan untuk lebih mengintegrasikan elemen permainan, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan.
  • Pembelajaran Sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
    Pembelajaran didesain agar sesuai dengan kodrat alam dan mempertimbangkan perubahan zaman.

Kesimpulan

Pendidikan diartikan sebagai proses menuntun anak sesuai dengan bakat dan minatnya. Proses pembelajaran harus dijalankan dengan kolaborasi yang erat dengan permainan, serta berpusat pada anak. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan menerapkan konsep Ki Hajar Dewantara, pembelajaran menjadi lebih inklusif, progresif, dan sesuai dengan kebutuhan dan potensi setiap anak.

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD – Bimbingan Konseling

1.1.a.6. Demonstrasi Kontekstual

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD – Sebagai seorang guru bimbingan konseling, pengetahuan dan pengalaman yang saya peroleh membawa saya mendalam ke dalam pemikiran filosofis Ki Hajar Dewantara (KHD). KHD, seorang pencerah pendidikan Indonesia, telah meninggalkan jejaknya yang tak ternilai dalam merintis landasan pendidikan yang berpusat pada peserta didik.

Melalui karya ini, saya berusaha merangkai pemikiran filosofis KHD dalam praktik bimbingan konseling. Konsep-konsep seperti “Ing Ngarso Sung Tulodo” yang mengajarkan memberikan contoh dan teladan, “Ing Madyo Mangun Karso” yang menekankan memberikan semangat, dan “Tut Wuri Handayani” yang mendorong memberikan dorongan dan motivasi, menjadi pedoman utama. Implementasi filosofi ini dalam bimbingan konseling membuka ruang untuk membantu peserta didik menggali potensi mereka, membangun kepercayaan diri, dan merancang pemahaman yang lebih dalam terkait dengan kehidupan dan pendidikan mereka.

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD – Bimbingan Konseling

Pemahaman Filosofi KHD

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Memberikan Contoh dan Teladan)

Konsep ini mengajarkan bahwa seorang pendidik harus menjadi teladan bagi peserta didik. Sebagai guru bimbingan konseling, saya menyadari bahwa memberikan contoh positif tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga sikap dan nilai-nilai kehidupan.

2. Ing Madyo Mangun Karso (Memberikan Semangat)

Memberikan semangat menjadi bagian tak terpisahkan dari peran seorang konselor. Saya berupaya menjadi sumber semangat bagi peserta didik, membimbing mereka melewati tantangan, dan memotivasi mereka untuk meraih potensi terbaik mereka.

3. Tut Wuri Handayani (Memberikan Dorongan dan Motivasi)

Dalam konteks bimbingan konseling, memberikan dorongan dan motivasi menjadi kunci. Saya menemukan bahwa merangkul peserta didik dengan penuh empati dan memberikan dorongan positif dapat memperkuat kesehatan mental dan motivasi mereka.

Implementasi dalam Praktik Bimbingan Konseling

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

1. Mengidentifikasi Karakteristik, Bakat, dan Minat Peserta Didik

Pemahaman mendalam terhadap karakteristik, bakat, dan minat setiap peserta didik membantu saya merancang pendekatan bimbingan yang personal dan relevan.

2. Menerapkan Metode Pembelajaran yang Menarik dan Berpusat pada Peserta Didik

Bimbingan konseling bukan hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga merancang sesi-sesi yang interaktif, menarik, dan berpusat pada peserta didik untuk membangun pemahaman yang mendalam.

3. Menerapkan Sistem Among (Pendidikan yang Menuntun Bukan Menuntut)

Sistem bimbingan yang menuntun membangun hubungan saling percaya antara konselor dan peserta didik. Saya menciptakan ruang yang aman di mana peserta didik merasa didukung dalam mengeksplorasi dan mengatasi tantangan hidup mereka.

4. Mengintegrasikan Permainan dalam Sesi Bimbingan

Memanfaatkan permainan sebagai alat untuk membuka komunikasi, meredakan kecemasan, dan mengidentifikasi pola pikir anak-anak. Permainan menjadi sarana menyenangkan untuk belajar dan merangsang kreativitas.

5. Pembelajaran Sesuai dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman

Menyesuaikan pendekatan bimbingan dengan kebutuhan dan kondisi zaman. Saya terus memperbarui metode dan strategi agar sesuai dengan dinamika perkembangan peserta didik.

Kesimpulan – Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

Merangkai pemikiran filosofis KHD dalam praktik bimbingan konseling menjadi langkah berharga dalam menghadirkan pendidikan yang bermakna. Dengan memberikan contoh, semangat, dorongan, dan mengintegrasikan konsep-konsep KHD, saya berharap dapat menciptakan ruang bimbingan yang mendukung pertumbuhan holistik peserta didik. Dengan begitu, kita tidak hanya menjadi pendidik, tetapi juga penuntun dan penggali potensi terbaik dari setiap anak-anak Indonesia.

Demonstrasi Kontekstual Filosofi KHD

Unutuk link Youtubenya disini

1.1.a.3. Mulai dari Diri – Reflektif Kritis Tentang Pemikiran Ki Hajar Dewantara, serta Harapan dan Ekspektasi

1.1.a.3. Mulai dari Diri

Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran?

Pendidikan dan pengajaran adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pengajaran adalah salah satu komponen didalam Pendidikan. Pengajaran adalah proses memberi ilmu untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan Pendidikan adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang anak miliki agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia atau anggota masyarakat. Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan, untuk menciptakan manusia yang beradab maka pendidikanlah yang menjadi kunci utama untuk mencapainya.

Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda secara khusus?

Seorang guru haruslah memperlakukan siswa dan siswinya dengan sebaik-baiknya sesuai kodratnya, melayani setulus hati, menjadi teladan (ing ngarso sung tulodho), memberikan semangat (ing madyo mangun karso) serta memberikan dorongan (tut wuri handayani) bagi tumbuh kembang peserta didik. Menuntun para siswa menjadi pribadi yang terampil, berakhlak mulia dan bijaksana.

Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru?

Sebelum mempelajari pemikiran Ki Hajar Dewantara, sebagai seorang guru saya berkeyakinan dengan tindakan tegas dan menghukum atau menyerang mental siswa yang bermasalah bisa merubah perilakunya, terutama untuk siswa yang susah untuk diberi pemahaman. Ternyata hal tersebut efeknya hanya didasari oleh rasa takut dan bersifat sementara, bukan atas kesadaran sendiri. Saya sebagai seorang guru belum sepenuhnya menyadari kodrat alam sang anak, sehingga beberapa kali melakukan hal tesebut dalam pembinaan anak yang bermasalah.

Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada diri Anda sebagai seorang pendidik setelah mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara, ada pemikiran yang berubah dari saya sebagai seorang guru bimbingan dan konseling. Saya harus memberikan tuntunan kepada peserta didik dengan lebih sabar dan ikhlas, karena setiap dari mereka unik dan berbeda. Tidak perlu memberikan hukuman walaupun yang sifatnya mendidik, memberikan teladan yang baik dari kegiatan saya selama di dalam dan luar sekolah, supaya mereka bisa melihat dan menirunya. Memberikan layanan konseling yang menyenangkan bagi mereka dengan mencoba tekhnik layanan konseling yang tepat.

Apa saja harapan yang ingin Anda lihat pada murid-murid Anda setelah mempelajari modul ini? Apa saja kegiatan, materi, manfaat yang Anda harapkan ada dalam modul ini?

Hal yang segera bisa saya terapkan dari pemikiran-pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah tidak memberikan hukuman kepada siswa, lebih sabar dalam membimbing walaupun peserta didik tesebut melakukan suatu adab yang kurang baik, mengenali lebih dalam karakter dan latar belakang siswa dengan menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik. Memberikan layanan bimbingan dan konseling yang menyenangkan bagi siswa melalui pemilihan media yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio.